Selasa, 13 Februari 2018

Diet Asal-Asalan Dapat Picu Risiko Diabetes

Pembentukan diet (diet) yang menjanjikan penurunan berat badan dalam waktu singkat, sering mendapat popularitas cukup banyak di masyarakat. Padahal, diet yang diadopsi belum tentu mencukupi dan gizi seimbang.

Di sisi lain, menurunkan berat badan dengan pola makan yang salah juga bisa menyebabkan masalah siklus haid kesehatan baru. Salah satunya adalah peningkatan risiko pradiabetes dan diabetes.

"Prediabetes terhadap diabetes juga bisa disebabkan oleh pola makan yang salah, termasuk diet keto," kata ahli gizi Doketr Dr. Tan Shot Yen MHum, saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (10/2).

Diet keto sebenarnya adalah salah satu makanan yang cukup populer bagi orang yang ingin menurunkan berat badan. Pasalnya, aplikasi diet keto bisa membantu usaha menurunkan berat badan dengan jumlah besar dan dalam waktu singkat.

Diet keto, Tan melanjutkan, nampaknya bisa menangani tubuh. Namun, tak banyak yang sadar bahwa menurunkan berat badan karena diet yang tidak benar akan menyebabkan organ tubuh menyusut.

"Saat pankreas menyusut," Tan menambahkan.

Depresiasi pankreas ini pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan insulin untuk mengatur kadar gula darah. Bila kemampuan insulin untuk mengatur kadar gula darah lenyap, kemungkinan diabetes akan membesar.

"Ini tidak hanya menyebabkan orang dalam diet menjadi penderita diabetes, tapi juga sel-sel di hati digantikan oleh lemak, yang menyebabkan hati berlemak non-alkohol," terang Tan.

Ini, tentu saja, mengkhawatirkan karena diabetes adalah satu dari empat penyakit utama yang tidak menular (PTM) yang menyumbang jumlah kematian tertinggi di Indonesia. Sementara prediabetes bisa dianggap sebagai 'masuk' diabetes. Yang cukup berbahaya, kondisi prediabetes seringkali tidak dilakukan karena biasanya tidak bergejala.

Di Indoensia, cara melancarkan haid telah menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada meningkatnya prevalensi prediabetes pada kelompok umur di atas 18 tahun di Indonesia. Dari 10,2 persen di tahun 2007 menjadi 29,9 persen atau hampir 30 persen pada tahun 2013 berdasarkan Basic Health Research.

Selain memicu onset pradiabetes dan diabetes, Tan mengatakan bahwa upaya penurunan berat badan dengan diet yang tidak tepat juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya. Salah satunya adalah hati berlemak non alkohol atau hati berlemak non alkohol.

"Bayangkan beban negara dan beban keluarga dalam jangka panjang?" Tanya Tan.

Karena itu, orang jangan tergoda untuk mencoba berbagai diet yang bertujuan menurunkan berat badan dalam waktu cepat. Penurunan berat badan sebaiknya dilakukan dengan menerapkan peraturan diet dan gizi seimbang. Menetapkan pola makan yang baik juga harus disertai dengan olah raga yang sesuai dengan kondisi tubuh.

"Mulailah mengorganisir diet dan olah raga Anda dengan bijak, bagaimana cara mengelola kehidupan secara keseluruhan," kata Tan.